Kamis, 07 April 2016

Dampak Aborsi Bagi Kandungan Remaja

Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Selain itu, ada yg mengkategorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.

Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
 
Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak aborsi terjadi di masyarakat. Ini terbukti dari berita yang ditulis di surat kabar tentang terjadinya aborsi di masyarakat, selain dengan mudahnya didapatkan jamu dan obat-obatan peluntur serta dukun pijat untuk mereka yang terlambat datang bulan.
 
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh aborsi(tergantung kondisi masing-masing negara). Diperkirakan di seluruh dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi tidak aman, 70.000 wanita meninggal akibat aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari 250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.


Aborsi pun akhirnya menjadi buah simalakama di Indonesia.Di sisi lain aborsi dengan alasan non medik dilarang dengan keras di Indonesia tapi di sisi lainnya aborsi ilegal meningkatkan resiko kematian akibat kurangnya fasilitas dan prasarana medis , bahkan aborsi ilegal sebagian besarnya dilakukan dengan cara tradisonal yang semakin meningkatkan resiko tersebut.

Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11 % dari angka kematian ibu hami dan melahirkan , yang di Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup , sebuah angka yang cukup tinggi bahkan untuk ukuran Asia maupun dunia.

Tapi ada satu hal yang perlu di garis bawahi mengenai hal ini.Angka kematian akibat aborsi itu adalah angka resmi dari pemerintah, sementara aborsi yang dilakukan remaja karena sebagian besarnya adalah aborsi ilegal. Praktek aborsi yang dilakukan remaja sebagaimana dilaporkan oleh sebuah media terbitan tanah air diperkirakan mencapai

5 juta kasus per tahun, sebuah jumlah yang sangat fantastis bahkan untuk ukuran dunia sekalipun.Dan karena ilegal aborsi yang dilakukan remaja ini sangat beresiko berakhir dengan kematian.

Aborsi adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup di luar rahim. Secara medis, aborsi bisa dilakukan secara sengaja dan bisa juga secara spontan.

Secara spontan aborsi kandungan bisa terjadi karena keguguran, sedangkan secara sengaja berarti sengaja dilakukan dengan alasan tertentu yang biasanya berasal dari ibu dan ayah sang janin. Efek Aborsi Terhadap Kesehatan Reproduksi-Khusus Pada Remaja

Biasanya penyebab aborsi kandungan secara sengaja karena kedua orang tuanya tidak menginginkan kelahiran janin tersebut, seperti kecelakaan akibat hubungan gelap. Biasanya aborsi dilakukan setelah si wanita melihat adanya tanda-tanda hamil pada dirinya. Penyebab lainnya bisa karena rekomendasi dokter dengan pertimbangan demi keselamatan ibu atau wanita hamil yang mengandungnya.

Aborsi biasanya dilakukan dengan menggunakan obat aborsi kandungan sesuai resep dokter. Apapun alasannya, yang jelas tindakan aborsi berdampak pada kesehatan. Apalagi jika dilakukan oleh orang yang tidak profesional, aborsi bisa membahayakan kesehatan terutama kesehatan reproduksi.

Bahkan menurut tim peneliti dari “Royal College of Obstetricians and Gynaecologists”, kemungkinan ada hubungan antara kanker payudara dan aborsi. Meskipun hasil riset ini masih diragukan oleh sebagian peneliti, namun hendaknya anda berpikir panjang jika ingin melakukan tindakan aborsi

Hubungan sex diluar nikah membawa cukup banyak dampak negatif bagi diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Mulai dari kemungkinan tertular penyakit, hingga kehamilan diluar nikah.

Hal ini juga berdampak pada tingginya tingkat aborsi. Padahal perbuatan aborsi, juga memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap keselamatan dari perempuan itu sendiri.

Berikut ini resiko aborsi: 
  1. Kematian karena terlalu banyak pendarahan
  2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
  3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
  4. Sobeknya rahim (Uterine Perforation)
  5.  Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
  6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
  7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
  8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
  9. Kanker hati (Liver Cancer)
  10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
  11. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
  12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
  13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
  14. Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah.
  15. Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak atau keduanya.
  16. Resiko terjadinya reptur uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
  17. Terjadinya fistula genital traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.

25 Bahaya Aborsi bagi kandungan pada Remaja

Kata Aborsi secara medis mempunyai arti menghilangkan janin beserta plasentanya dari rahim dengan prosedur rumah sakit yang steril untuk kepentingan yang berdasarkan kesehatan. Misalnya akibat keguguran lantaran rahim lemah, maka harus segera mendapat tindakan berupa aborsi. Tetapi dikalangan awam kata Aborsi memiliki konotasi negatif sehubungan makin maraknya remaja yang sengaja menggugurkan kandungannya karena tak menginginkan bayinya lahir.

Secara umum Aborsi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
  1. Aborsi Provokatus Kriminalis – Yaitu tindakan aborsi yang dilakukan dengan sengaja dan bukan karena alasan kesehatan . Aborsi ini dilakukan karena keterpaksaan yaitu yang sering terjadi pada remaja yang hamil diluar nikah yang biasanya tidak dilakukan oleh dokter kandungan resmi.
  2. Aborsi Provokatus medisinalis – Yaitu tindakan aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena alasan medis. Contohnya ibu hamil yang menderita penyakit jantung parah, penderita penyakit TBC atau penyakit asma akut. Kondisi seperti ini biasanya menyebabkan ibu hamil tidak bisa melanjutkan kehamilannya dan dokter akan mengambil jalan dengan cara aborsi.
Aborsi dikalangan remaja sering diartikan sebagai menggugurkan janin beserta plasentanya dengan sengaja karena berbagai macam alasan yang berhubungan dengan asusila misalnya :
  •     karena malu orang tua tidak tahu
  •     karena belum menikah
  •     Karena belum siap punya anak
  •     Karena hamil diluar nikah
  •     Karena hasil hubungan gelap
  •     Karena hamil hasil perkosaan dan sebagainya.
Menggugurkan kandungan ketika janin dalam keadaan sehat sangat berbahaya bagi kesehatan rahim dimasa yang akan datang. Aborsi hanya boleh dilakukan pada kondisi kehamilan yang mempunyai masalah misalnya terjadi pendarahan hebat, prematur atau karena janin tidak  bisa tumbuh sebagaimana mestinya akibat terkena virus.

Bahaya aborsi ini menyebabkan berbagai hal yang tidak diinginkan seperti :

1. Menyebabkan Infeksi pada rahim

Ketika aborsi dilakukan tidak steril akan menyebabkan infeksi dan pembengkakan pada rahim yang dapat menjadikan rahim dalam keadaan peradangan hebat dan pendarahan susulan. Jika tidak segera diobati secara medis akan menimbulkan kerusakan rahim.

2. Menyebabkan Kemandulan

Ketika aborsi dilakukan akan terjadi luka dan pendarahan pada indung telur dan berpotensi mengakibatkan penumpukan darah yang menjadi daging yang mengakibatkan  penyumbatan pada indung telur. Saluran indung telur yang tertutup akan sulit terjadi pembuahan dan kehamilan berikutnya.  Dengan demikian Kemandulan tidak dapat dihindari. (baca juga : penyebab kemandulan pada pria dan wanita)

3. Menyebabkan Infeksi rongga panggul

Infeksi terjadi karena ketika aborsi terjadi penekanan dan pemaksaan agar janin segera bisa dikeluarkan. Infeksi rongga panggul dapat menyebar ke jaringan lain sekitar rahim yang mengakibatkan terbentuknya jaringan parut serta pelengketan fibrosa didalam organ perut dan akan menyebabkan rasa nyeri dan perih dalam jangka panjang.

4. Terkena kanker leher rahim

Penanganan aborsi karena prosedur pengguguran yang dilakukan oleh orang yang kurang ahli dapat menyebabkan kerusakan pada serviks yang akhirnya akan memicu munculnya sel kanker leher rahim. (baca juga : bahaya aborsi dengan obat)

5. Terkena kanker Indung telur

Aborsi yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur medis yang benar menyebabkan bagian indung telur infeksi, radang dan terkoyak yang jika dibiarkan akan mempermudah virus dan bakteri masuk pada luka luka tersebut dan memicu tumbuhnya sel kanker.

6. Terkena kanker hati

Rusaknya jaringan rahim akibat aborsi dapat menyebabkan munculnya sel kanker pada hati karena akibat penjalaran bakteri yang ada pada rahim yang terinfeksi  kearah jaringan hati melalui aliran darah.

7. Cacat pada kelahiran bayi berikutnya

Aborsi kerab menimbulkan infeksi dan peradangan didaerah serviks dan rahim. Kondisi ini meningkatkan bayi akan lahir cacat atau prematur pada kehamilan berikutnya, penyebabnya karena sebelumnya telah telah terjadi komplikasi yang diakibatkan karena aborsi. (baca juga : penyebab janin cacat sejak dalam kandungan)

8. Kelainan plasenta

Plasenta akan mengalami ketidaknormalan ketika terjadi proses kehamilan yang kedua, karena plasenta akan melekat diatas rahim yang rusak akibat aborsi. Hal ini menyebabkan kehamilan tidak akan pernah terjadi atau tidak normal.

9. Menyebabkan sering keguguran

Aborsi kerab menyebabkan rahim yang pernah rusak atau infeksi menjadi lemah dan sensitif. Jika terjadi kelelahan tubuh tau mengangkat benda-benda sedikit berat, maka janin yang baru berusia 2 minggu akan mudah gugur. Penyebab keguguran ini akan terjadi pada kehamilan berikutnya.

10. Menyebabkan Kerusakan leher rahim
Aborsi dapat merusak leher rahim dan mempermudah masuknya bakteri yang akan membuatnya infeksi. Hal ini akan berdampak buruk bagi otot rahim yang juga akan ikut rusak dan menimbulkan nyeri menahun.

11. Rahim radang dan infeksi karena sobek
Rahim yang meradang dan mengalami sobek akan menyebabkan pendarahan hebat. Trombosit tubuh akan cepat menurun dan denyut jantung melemah, akhirnya dapat menyebabkan kematian.

12. Menyebabkan kematian mendadak

Aborsi yang melukai organ organ rahim secara bersamaan akan menimbulkan infeksi dan pendarahan hebat dan menyebabkan sakit yang luar biasa pada rahim yang menyebabkan kematian mendadak karena shock.

13. Menyebabkan kematian perlahan

Tindakan aborsi yang tidak dilakukan dengan prosedur kesehatan yang memadai, rahim dan sekitarnya akan mengalami ketidak normalan hormol serta kerusakan fungsi organ tubuh lain. Peradangan akibat pendarahan yang merusak rahim akan terus memicu komplikasi selama beberapa bulan kedepan dan berakhir dengan kematian.

14. Kematian karena pendarahan hebat
Aborsi selalu beresiko menimbulkan pendarahan hebat, tetapi jika ditangani dengan prosedur yang baik, pendarahan akan bisa diatsai dengan cepat. Pendarahan hebat akan menimbulkan kematian karena sel darah merah sangat minin didalam tubuh menyebabkan jantung tidak mengkin bisa memompa darah yang jumlahnya tidak memadai.

15. Menyebabkan Infeksi pada alat reproduksi

Aborsi yang tidak steril dapat melukai jaringan alat reproduksi dan dapat mengakibatkan luka menjadi membusuk dan memiliki cairan dengan bau yang tidak sedap. Kondisi  ini memicu datangnya bakteri yang akan memperparah keadaan dan menimbulkan rasa sakit yang luar bisa di seputar rahim dan leher rahim.

16. Menyebabkan Anemia

Kehilangan banyak darah ketika proses pengguguran mengakibatkan kehilangan sel darah merah dan zat besi dalam tubuh , kondisi ini menyebabkan anemia berat yang membuat tubuh sangat lemas dan mudah jatuh sakit.

17. Menyebabkan perut buncit

Aborsi yang sembarangan akan menyebabkan perut menjadi buncit seperti hamil dua bulan, Penumpuka lemak terjadi sanagt cepat ketika aborsi dilakukan enzim pencernaan terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitas pengahancuran makanan dan lemak dengan normal.

18. Munculnya selulit pada kulit perut

Menyebabkan selulit pada permukaan kulit perut karena efek dari yang dihasilkan dari perubahan hormon estrogen ketika hamil (sebelum diaborsi ) dan setelah pelaksanaan aborsi  selesai  keadaan selulit justru semakin kentara dan jelas karena perubahan hormon berikutnya yang masih belum bisa normal sepenuhnya.
ads

19. Menyebabkan Kerontokan rambut
Aborsi dapat menyebabkan kerontokan parah pada rambut dan masih akan berlangsung beberapa bulan kedepan, hal ini disebabkan karena hormon estrogen yang tidak seimbang dan belum normal sepenuhnya.

20. Daya tahan tubuh menurun

Ketika pendarahan hebat dan infeksi terjadi maka akan mempengaruhi kinerja organ tubuh lain. Kekurangan cairan dalam tubuh menyebabkan daya tahan tubuh akan terus menurun.

21. Terkena kanker payudara

Produksi hormon estrogen ketika hamil meningkatkan pertumbuhan jaringan payudara dan sangat sensitif . jika jaringan ini terganggu maka akan memicu tumbuhnya sel kanker. Tetapi beberapa penelitian di Amerika serikat masih meragukan hal ini, tetapi sudah banyak kasus setelah aborsi payudara ditumbuhi sel kanker. masalah ini masih dalam tahap penelitian untuk membuktikan  kebenarannya.

22. Mengalami gangguan Psikologi (Depresi)

Setelah aborsi biasanya remaja akan mengalami tekanan pikiran dan  mental karena perasaan merasa bersalah. Kondisi ini akan terus berlanjut selama  beberapa minggu dan jika didiamkan saja  akan berubah menjadi stres dan depresi. Perlu dukungan banyak pihak untuk mengembalikan rasa percaya dirinya.

23. Tubuh demam dan dehidrasi
Pendarahan hebat ketika aborsi berlangsung menyebabkan tubuh kekurangah air alminya didalam tubuh dan menderita dehidrasi, tubuhnya akan  menggigil dengan suhu tubuh meningkat tajam. Tubuh kehilangan rasa nyamannya karena efek dari hormon estrogen yang sedang berusaha melawan bakteri dan nyeri peradangan yang terjadi.

24. Menyebabkan tak sadarkan diri

Pendarahan hebat akibat aborsi menyebabkan kadar insulin dan sel darah merah dalam tubuh semakin berkurang dan ketika terjadi  peradangan dan infeksi yang menyebabkan sakit luar biasa maka tubuh akan kehilangan keseimbangan kemudian akan mengakibatkan pingsan.

25. Sakit disekitar kandung kemih dan Usus

Rasa sakit akibat adanya kerusakan pada leher rahim dan mulut rahim dapat menjalar kearah kandung kemih dan jaringan usus yang menyebabkan nyeri dalam jangka panjang.

Prosedur aborsi yang steril dan sesuai dengan peraturan medis rumah sakit mampu memperkecil dan bahkan mencegah resiko komplikasi pasca aborsi. Rahim adalah alat reproduksi yang sangat sensitif terhadap hal-hal yang tidak steril, sudah saatnya memilih cara yang aman jika memang aborsi harus dilakukan.

Meningkatkanya aborsi dikalangan remaja akibat dari pergaulan bebas yang didukung oleh ketidakpahaman mereka akan resiko aborsi bagi kesehatan mereka dimasa yang akan datang. Mereka harus tahu jika efek negatif karena telah melakukan aborsi masih akan  terus berlanjut dan menpengaruhi kesehatan rahim mereka untuk masa masa dimana nantinya mereka akan punya anak lagi dari pernikahan yang resmi.